BIOGRAFI UTSMAN BIN AFFAN
Kode Produk | bm-77 |
No. ISBN | 978-979-039-320-2 |
Penulis | PROF DR ALI MUHAMMAD ASH SHALLABI |
Penerbit | Beirut Publishing |
Tanggal Terbit | 2014 |
Jumlah Halaman | 0 |
Berat Buku | 1.00 kg |
Kategori | Biografi dan Memoar |
Bonus | |
Sisa Stok | 100 |
Terjual | 433 |
Harga |
Rp 88.000
Rp 110.000
|
SINOPSIS BUKU
Utsman bin Affan adalah seorang pemuda yang dihormati dikalangan Quraisy. Meski demiian, dahi nya tak pernah sekalipun terrnoda untuk menyembah berhala sejak ia belum masuk Islam. Setelah mengikrarkan dua kalimat syahadat, Utsman bin Affan pun menjadi bagian penting dalam sejarah awal kemunculan Islam. Dia lah satu-satunya sahabat yang bergelar Dzun Nurain, yang bermakna pemilik dua cahaya, karena dinikahkan dengan dua putri Nabi. Dia pula lah sosok dermawan yang telah menginfakkan sebagian besar harta nya dijalan Allah tanpa perhitungan.
Tampuk kepemimpinan umat ia pegang sepeninggal Khalifah Umar bin Al-Khattab. Meski agak berbeda dengan pendahulu nya, Umar yang penuh ketegasan, Utsman tidak kehilangan wibawa demi menjaga keberlangsungan masyarakat Islam warisan Rasulullah.
Bahkan dimasa pemerintahan Utsman bin Affan tercatat ekspansi dakwah Islam mencapai puncak tertinggi. Prestasi menonjol lain nya adalah sejarah pengumpulan Al-Qur’an menjadi satu mushaf. selain itu, dalam buku ini kita juga dapat menilai kepiawaian Utsman bin Affan mengelola wilayah Islam yang begitu luas dengan segenap dinamika konflik yang ada di dalamnya.
Dimasa Utsman bin Affan ini pula lah intrik dan perpecahan mulai muncul. Terbukalah pintu “fitnah” tertumpahnya darah diantara kaum muslimin, tepatnya di paruh kedua masa pemerintahan nya yang 12 tahun itu. Sisa-sisa kejahiliyahan berpadu dengan kedengkian musuh membentuk makar jahat untuk menghabisi sahabat yang mulia ini. Dimasa inilah mulai muncul bibit-bibit kelompok khawarij. Demikian pula Abdullah bin Saba’, cikal bakal Syiah mulai aktif kasak-kusuk menggerogoti Islam dari dalam.
Utsman bin Affan pun Syahid di tangan pemberontak meskipun para sahabat terkemuka telah berusaha sekuat tenaga membela. Beliau meninggal dalam keadaan shaum dengan leher dan tangan tertebas, sementara tangan yang satu nya erat menggenggam mushaf Al-Qur’an. Para sahabat pun tak tinggal diam untuk menuntut balas atas kematian nya, meski mereka sempat berselisih tentang bagaimana urutan caranya.
Utsman bin Affan memang telah pergi menyusul kekasihnya (“Rasulullah SAW”), yang menjumpai nya dalam mimpi beberapa hari sebelum nya dan berkata : “Mari berbuka bersama kami, wahai Utsman…”
Namun, sejarah kepemimpinan dan kehidupan yang tertulis dengan tinta emas sejarah tetap menjadi kenangan dan pelajaran bagi generasi berikut nya.
Selamat menyelami kehidupan yang agung, Utsman bin Affan.